-->

Kumpulan 105 Peribahasa Indonesia Beserta Artinya

Peribahasa merupakan kekayaan bahasa Indonesia. Berikut adalah 105 peribahasa populer beserta artinya: 

1. Bagai air di daun talas: Tidak bertahan lama atau tidak tahan terhadap ujian.

2. Bagai kacang lupa pada kulitnya: Orang yang melupakan asal-usul atau bantuan yang pernah diterimanya.

3. Bagai kucing mati rasa: Orang yang acuh tak acuh terhadap situasi atau tidak merasa bersalah atas perbuatannya.

4. Bagai kuda lumping dimanja: Orang yang terlalu dimanjakan sehingga menjadi manja dan tidak mandiri.

5. Bagai kuku dengan isi: Sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.

6. Bagai tikus mati di lumbung padi: Kejadian yang merugikan atau kerugian besar.

7. Bagai tembok menahan air: Tidak berguna atau tidak efektif dalam mengatasi masalah.

8. Bagai menaruh telur di pangkuannya: Seseorang yang tidak bertanggung jawab dan mengacuhkan tugasnya.

9. Bagai api dalam sekam: Sesuatu yang berbahaya atau menimbulkan ancaman, namun tidak terlihat dari luar.

10. Bagai langit dengan bumi: Sangat berbeda atau bertolak belakang.

11. Bagai di ujung tanduk: Dalam keadaan yang kritis atau sangat sulit.

12. Bagai aur dengan tebing: Seperti dua hal yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan.

13. Bagai ketam menggenggam padi: Orang yang serakah dan tidak pernah puas.

14. Bagai melukis di air: Seseorang yang tidak konsisten atau tidak memiliki keberlanjutan.

15. Bagai padi yang bergoyang: Orang yang mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.

16. Bagai rusa masuk kampung: Orang yang merasa asing atau tidak nyaman dalam lingkungan baru.

17. Bagai burung dalam sangkar: Orang yang merasa terbatas dalam kebebasannya.

18. Bagai layang-layang putus tali: Orang yang kehilangan arah atau tujuan dalam hidup.

19. Bagai kumbang ke lampu: Orang yang terlalu tertarik pada hal-hal yang berbahaya atau merugikan.

20. Bagai air di daun keladi: Tidak bertahan lama atau tidak tahan terhadap ujian.

21. Bagai kera mendapat bunga: Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu yang diberikan.

22. Bagai tikus berlubang: Orang yang licik atau selalu mencari kesempatan untuk menguntungkan diri sendiri.

23. Bagai menaruh harapan di bulan: Mengandalkan sesuatu yang mustahil atau tidak realistis.

24. Bagai telur di ujung tanduk: Dalam keadaan yang sangat berbahaya atau tidak pasti.

25. Bagai melukis tanpa warna: Tidak memiliki kehidupan atau semangat.

26. Bagai timba yang jatuh ke sumur: Kejadian yang tidak terduga atau kesialan yang mendadak.

27. Bagai burung duduk di atas tangkai: Orang yang hidup dengan nyaman atau merasa aman.

28. Bagai anjing menyalak bukit: Orang yang terus-menerus berbicara tanpa henti atau tidak ada hasil.

29. Bagai daun kelor kering: Orang yang lemah atau tidak berdaya.

30. Bagai rumah tak beratap: Tidak stabil atau tidak teratur.

31. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba: Semua hal yang diinginkan terpenuhi dengan mudah.

32. Bagai menanam padi di atas batu: Melakukan sesuatu yang mustahil atau tidak akan berhasil.

33. Bagai aur dengan tebing: Seperti dua hal yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan.

34. Bagai mendulang emas di air keruh: Orang yang berhasil atau mencapai kesuksesan meskipun dalam situasi sulit.

35. Bagai menggenggam awan: Melakukan sesuatu yang tidak mungkin atau sia-sia.

36. Bagai kera dapat bunga: Kejadian yang tak terduga atau tidak lazim.

37. Bagai ikan di dalam kolam: Orang yang hidup dengan nyaman atau dalam keadaan yang aman.

38. Bagai kera mendapat cincin: Orang yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan atau menghargai kekayaan atau kesempatan.

39. Bagai mencuci tangan dengan air susu: Melakukan sesuatu yang sia-sia atau tidak memberikan hasil yang diharapkan.

40. Bagai mencari jarum di tumpukan jerami: Mencari sesuatu yang sulit atau hampir tidak mungkin ditemukan.

41. Bagai menatap langit di siang bolong: Melakukan sesuatu yang tidak berguna atau tidak bermanfaat.

42. Bagai kacang lupa kulitnya: Orang yang melupakan bantuan atau asal-usulnya setelah mencapai kesuksesan.

43. Bagai memindahkan gunung dengan sendok: Melakukan sesuatu yang tidak mungkin atau tidak akan berhasil.

44. Bagai anjing dengan bayangannya: Orang yang selalu takut atau merasa terancam oleh hal-hal yang tidak nyata.

45. Bagai garam pada luka: Orang yang menambahkan rasa sakit atau masalah dalam suatu situasi.

46. Bagai buah simalakama: Situasi yang sulit atau rumit di mana tidak ada pilihan yang baik.

47. Bagai bumi dengan langit: Sangat berbeda atau bertolak belakang.

48. Bagai semut di atas gula: Orang yang tergoda atau terpikat oleh sesuatu yang menguntungkan.

49. Bagai air di daun talas: Tidak bertahan lama atau tidak tahan terhadap ujian.

50. Bagai burung yang terjebak dalam sangkar: Orang yang merasa terkekang atau terbatas dalam kebebasannya.

51. Bagai buah jatuh tidak jauh dari pohonnya: Sifat atau perilaku anak cenderung mirip dengan orang tuanya.

52. Bagai angin lalu tak berbekas: Sesuatu yang cepat terjadi dan tidak meninggalkan jejak atau dampak yang signifikan.

53. Bagai api di dalam sekam: Sesuatu yang berbahaya atau merugikan yang tersembunyi di balik penampilan yang tenang.

54. Bagai cendawan di musim hujan: Sesuatu yang muncul dengan cepat dan melimpah dalam waktu singkat.

55. Bagai pohon yang tinggi akarnya dalam: Orang yang kuat dan stabil dalam prinsip atau keyakinannya.

56. Bagai kupu-kupu di malam hari: Orang yang tampak lemah atau terkejut di saat yang sulit.

57. Bagai siput berjalan pelan: Orang yang lambat dalam bergerak atau mengambil keputusan.

58. Bagai matahari pagi menyinari bumi: Orang yang memberikan inspirasi, kehangatan, dan kebahagiaan kepada orang lain.

59. Bagai burung hantu bersembunyi di pohon: Orang yang misterius atau sulit dipahami.

60. Bagai api di dalam tungku: Sifat atau kemampuan yang menonjol dan tak tertahankan.

61. Bagai daun kelor di rimba belantara: Orang yang merasa tidak cocok atau tidak nyaman dalam suatu lingkungan.

62. Bagai telur di ujung tanduk: Orang atau situasi yang berada dalam keadaan sangat berbahaya atau tidak pasti.

63. Bagai anjing menggonggong di bulan: Sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal.

64. Bagai air yang mengalir tidak berhenti: Seseorang yang terus-menerus bekerja atau tidak pernah berhenti.

65. Bagai rumah tanpa dinding: Sesuatu yang tidak lengkap atau kurang penting.

66. Bagai raja dalam peti: Seseorang yang memiliki kekuasaan atau otoritas tetapi tidak menunjukkan kemampuannya.

67. Bagai air yang tenang menghanyutkan: Orang yang tampak tenang atau tidak mencolok tetapi memiliki pengaruh besar.

68. Bagai bunga di tengah padang gurun: Sesuatu yang langka atau tidak biasa.

69. Bagai kupu-kupu di antara bunga: Orang yang menonjol di antara orang banyak.

70. Bagai kayu lama di hutan: Orang yang tidak berguna atau tidak memiliki manfaat.

71. Bagai angin kencang melanda: Sesuatu yang datang dengan tiba-tiba dan memberikan efek yang besar.

72. Bagai lebah mengumpulkan madu: Orang yang bekerja keras dan tekun untuk mencapai tujuannya.

73. Bagai burung dara dalam sangkar: Orang yang terkekang atau merasa terbatas dalam kebebasannya.

74. Bagai kilat di siang bolong: Kejadian yang tidak terduga atau mengejutkan.

75. Tong kosong nyaring bunyinya: Orang yang banyak bicara namun tidak ada ilmunya maupun pengamalannya.

76. Bagai ikan hidup di air mati: Orang yang tidak terkesan atau tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.

77. Bagai api dalam sekam: Sesuatu yang berbahaya atau menimbulkan ancaman, namun tidak terlihat dari luar.

78. Bagai ular yang melingkar di pohon: Orang yang menghalangi atau menyulitkan orang lain.

79. Bagai petir di siang bolong: Kejadian yang tidak terduga atau mengejutkan.

80. Bagai batu di tengah laut: Orang yang merasa sendirian atau terisolasi.

81. Bagai burung dalam sangkar: Orang yang merasa terbatas atau terkekang dalam kebebasannya.

82. Bagai ketam menggenggam padi: Orang yang serakah dan tidak pernah puas.

83. Bagai tikus berlubang: Orang yang licik atau selalu mencari kesempatan untuk menguntungkan diri sendiri.

84. Bagai anjing dengan bayangannya: Orang yang takut atau tidak berani menghadapi hal-hal yang sulit.

85. Bagai melukis di air: Seseorang yang tidak konsisten atau tidak memiliki keberlanjutan.

86. Bagai padi yang bergoyang: Orang yang mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.

87. Bagai rusa masuk kampung: Orang yang merasa asing atau tidak nyaman dalam lingkungan baru.

88. Bagai burung hantu di tengah siang: Seseorang yang tidak sesuai dengan lingkungannya atau terlihat aneh.

89. Bagai kumbang ke lampu: Orang yang terlalu tertarik pada hal-hal yang berbahaya atau merugikan.

90. Bagai air di daun keladi: Tidak bertahan lama atau tidak tahan terhadap ujian.

91. Bagai timba yang jatuh ke sumur: Kejadian yang tidak terduga atau kesialan yang mendadak.

92. Bagai menyelam minum air: Melakukan sesuatu dengan sangat mudah atau tanpa kesulitan.

93. Bagai garam pada luka: Orang yang menambahkan rasa sakit atau masalah dalam suatu situasi.

94. Bagai air yang mengalir tidak berhenti: Seseorang yang terus bekerja keras atau tidak pernah berhenti.

95. Bagai burung di tangan: Sesuatu yang aman atau dapat diandalkan.

96. Bagai bumi dan langit: Sangat berbeda atau bertolak belakang.

97. Bagai bunga di atas batu: Orang yang kuat dan gigih dalam menghadapi kesulitan.

98. Bagai api dalam tungku: Sifat atau kemampuan yang menonjol dan sulit dikendalikan.

99. Bagai air yang jernih mengalir ke hilir: Orang yang jujur dan lurus dalam perbuatannya.

100. Bagai bumi dengan langit: Sangat berbeda atau bertolak belakang.

101. Bagai kupu-kupu di antara lebah: Orang yang berbeda atau unik di antara orang-orang sekitarnya.

102. Bagai kembang di tangan: Sesuatu yang indah atau berharga yang mudah hilang atau rusak.

103. Bagai air yang dicurahkan ke daun keladi: Tidak memberikan hasil atau manfaat yang nyata.

104. Bagai anak panah yang dilepaskan: Sesuatu yang terjadi dengan cepat dan tidak dapat dihentikan.

105. Bagai sehelai benang di kain kafan: Seseorang atau sesuatu yang sangat penting dalam situasi yang genting atau berbahaya.

Related Posts