Peribahasa "Ular berkepala dua" digunakan untuk menggambarkan seseorang yang licik, tidak dapat dipercaya, atau memiliki sifat ganda.
Contoh dalam percakapan:
A: "Apa pendapatmu tentang teman kita, Rudi?"
B: "Menurutku, dia adalah ular berkepala dua. Di depan kita, dia berpura-pura baik dan ramah, tetapi di belakang kita, dia suka menyebarkan gosip dan mencari keuntungan sendiri."
A: "Apakah kamu tahu tentang bos baru kita?"
B: "Ya, saya sudah mendengar beberapa cerita tentangnya. Dia tampak baik di awal, tetapi saya pernah melihat tindakannya yang tidak jujur. Dia adalah ular berkepala dua yang suka memanipulasi orang untuk mencapai tujuannya."
A: "Bagaimana pendapatmu tentang politikus itu?"
B: "Dia pandai bermain politik dan selalu berbicara apa yang orang ingin dengar. Tetapi, dia tidak pernah benar-benar melaksanakan apa yang dijanjikannya. Dia adalah ular berkepala dua yang hanya peduli pada kepentingan pribadinya."
Peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak dapat dipercaya dan sering berperilaku ganda. Mereka mungkin berpura-pura menjadi baik di depan orang lain, tetapi pada kenyataannya, mereka memiliki motif dan tujuan yang tidak jujur atau egois.