Makna peribahasa "Bagai menelan ludah sendiri" adalah menggambarkan seseorang yang mengalami kesulitan atau malu karena mengucapkan atau melakukan sesuatu yang tidak bijak atau tidak pantas, dan akhirnya harus menanggung akibat atau konsekuensi yang merugikan dirinya sendiri.
Contoh dalam percakapan:
A: "Tadi saat rapat, dia mengeluarkan komentar yang tidak sopan tentang atasan kita."
B: "Dia sekarang seperti menelan ludah sendiri. Atasan kita mendengarnya dan marah besar. Sekarang dia harus meminta maaf dan menghadapi konsekuensinya."
A: "Kamu ingat saat dia berbicara terlalu jujur tentang kelemahan teman kita?"
B: "Ya, saat itu dia tidak menyadari apa yang dia ucapkan. Sekarang dia menyesal dan merasa seperti menelan ludah sendiri. Dia merusak hubungan baik dengan teman kita dan sulit untuk memperbaikinya."
A: "Kamu dengar tentang insiden di pesta kemarin malam?"
B: "Iya, ada seseorang yang mabuk dan mulai menghina orang-orang di sekitarnya. Sekarang dia seperti menelan ludah sendiri. Setelah sadar, dia merasa sangat malu dengan apa yang dilakukannya dan harus meminta maaf kepada semua orang yang terlibat."
A: "Kamu tahu tentang kasus itu di media sosial? Seseorang menulis komentar yang sangat tidak pantas."
B: "Ya, sekarang dia sedang menelan ludah sendiri. Komentarnya menjadi viral dan dia mendapat reaksi negatif dari banyak orang. Dia menyadari kesalahannya dan harus bertanggung jawab atas kata-katanya."
A: "Bagaimana kejadian di pertandingan tadi malam? Ada pemain yang melanggar aturan dengan sengaja."
B: "Dia sekarang menelan ludah sendiri. Pelanggarannya terlihat jelas dan dia mendapatkan kartu merah. Tindakannya itu tidak hanya merugikan timnya, tetapi juga reputasinya sendiri sebagai pemain fair."
Peribahasa ini menggambarkan seseorang yang mengalami kesulitan atau malu karena tindakan atau ucapan yang tidak bijak, dan harus menanggung akibat atau konsekuensi yang merugikan dirinya sendiri, mirip dengan menelan ludah sendiri yang sulit dilakukan.